Yang
tertanam di otak kita jika melihat atau mendengar kata merah adalah berani,
gagah, dan kuat (ya kayak arti bendera Indonesia gitu) tapi kalau saya yang
mendengar warna merah otak hati dan pikiran langsung melayang ke negeri Pangeran
William, yups Inggris. Warna merah bagi saya adalah The Reds dari Merseyside,
Liverpool. Sebuah kota di tepi pantai dengan pemandangan lautnya yang eksotis
dan dihiasi oleh sebuah museum di tepi pantainya dan dengan sebuah klub bola
kebanggaannya yakni LIVERPOOL FC *yeahhh*. Hampir seluruh pecinta sepak bola
tahu klub asal Inggris ini. Kecintaan saya dengan negeri ratu Elizabeth membuat
saya banyak menelusuri jejak-jejak egeri tersebut dan taraaaaa ketemulah saya
dengan Barclays Priemer League. Awalnya hanya sekedar ikut-ikutan orang di
sekitar yang tiap weekend ramai nonton bareng, iseng saya ikut saja nonton
(saat itu masih smp jadi cuma asal nimbrung saja). Saya masih ingat sekali dengan tim yang
pertama saya tonton ditulis LIV, ternyata itu adalah Liverpool.
Kecintaan
saya pada liverpool makin bertambah saat melihat aksi Peter Crouch membobol
gawang lawan dengan salto indahnya, langsung deh saya jatuh cinta sama si Om
Crouch ini. Mulai deh saya rajin mantengin berita bola tiap pagi (soalnya ngga
boleh begadang). Menelusuri berita dan sejarah LFC, dan saat membaca sejarahnya
saya merasa tidak salah memilih LFC sebagai tim favorite saya.
Masa
SMA hampir setiap akhir pekan ribut dengan teman-teman cowok (maklumlah anak
IPS isinya laki semua), mereka menganggap saya tidak seperti cewek lain karena
lebih excited bicara bola daripada fashion (yiaksss i don’t know fashion
blasss). Saya membawa nama besar LFC sendiri karena kebanyakan teman saya
adalah fans MU tapi saya selalu
mengingat “You’ll Never Walk Alone” yuhuuu itulah kenapa saya tetap setia
mendukung LFC meski diserang habis-habisan tiap ada pertandingan.
Pada
masa terpuruknya LFC, bisa dibayangkan betapa senangnya mereka membully saya,
namun saya tetap bangga sebagai pendukung LFC. Karena bagi saya pada masa
terpuruklah mereka membutuhkan dukungan bukan saat mereka menang (bayangin deh
kalau kita sendiri lagi down, pasti butuh dukungan dan motivasi kan?)
Namun
sekarang saat LFC kembali memasuki 4 besar (walaupun masih sementara) saya
hanya bisa mendoakan yang terbaik, belum berharap yang muluk-muluk.
Sudah ah, tak tau
apalagi yang akan kutulis *hehehe to be cont aja deh :D kalau tulisannya jelek ya maaf, kalau ngga suka close aja, kalau aneh ya itulah saya, kalau anda mual nyeri dan pegal membacanya segera konsultasi pada mbah gugel :D
CU next story with LFC *yeaaahhhh 9:9