I Have a Dream
Hari ini aku mempersiapkan segalanya dengan hati-hati, mulai
dari baju, sepatu, topi dann.nn..n..sebuah kotak berisi hadiah untuk Noona.
Aku memilih menggunakan sepeda untuk pergi ke rumah noona.
Hanya butuh 10 menit untuk sampai di rumah noona. Di
rumahnya aku melihat pemandangan yang menyebalkan. Banyak sekali pria pria
berpakaian rapi yang mengantri memasuki rumahnya, sama sepertiku mereka semua
membawa hadiah dan seikat bunga.
Noona, aku memanggilnya noona meski aku hanya sebulan lebih
muda darinya. Yoon Yeo Jeong, itulah namanya, dia bisa dikatakan gadis
tercantik di wilayah ini. Tak heran jika saat ulang tahunnya seperti ini banyak
yang mendatangi rumahnya.
'permisi permisi..' aku mencoba menerobos masuk ke rumah
noona, aku malas mengantri.
'hyaa siapa kau? Mengantre yang benar' seseorang mengomel
padaku tapi aku tidak peduli.
Sesampainya di depan pintu rumah noona aku mencoba
mengetuknya namun noona tak kunjung keluar.
Karena tak tahan dengan celotehan para pria aneh akhirnya
aku memutuskan pergi.
'dongwoo-ya, jang dongwoo..' sepertinya aku mendengar
seseorang memanggilku.
'noona? Kau memanggilku?'
'ye, kenapa kau pergi?' melihat noona ada di depanku,
tubuhku berhenti bekerja.
'kau benar-benar memanggilku?'
'iya, itu aku. Kenapa kau pergi? Ayo masuk, aku bosan sekali
dengan laki-laki tak jelas yang seharian di depan rumahku'
'kau tak mengenali mereka?'
'tidak, akupun baru pernah melihatnya'
'bukankah beberapa di antara mereka anak daerah sini?'
'aku tak mengenalnya, ayo kita masuk atau kita ke taman
saja? Aku sungguh bosan di sini'
'oh.. Eh iya oke..' rasanya seperti memenangkan lotre 3juta
won, noona mengajakku jalan dan menggandeng tanganku.
Aku sempat melirik pada sederet laki-laki yang masih berdiri
di depan rumah noona. Uuhhh sangat mengerikan, tatapan mereka semua seperti
harimau yang siap menerkam mangsanya. Lebih baik aku tak menatapnya.
'noona kau ingin ice cream?'
'tidak, aku ingin kotak yang ada di tanganmu itu'
'hah? Kotak? Oh ini..'
'itu hadiah untukku kan?'
'ah ye noona, emm saengil chukkahamnida'
'mwoya? Saengil chukkae?' aku melihat ekspresi bingung di
wajah noona.
'ne, chukkae noona' aku memasang wajah termanisku di
depannya dan lagi, noona hanya membalas dengan ekspresi bingung.
'hya dongwoo-ssi, kau tau ini tanggal berapa?'
'bukankah ini ulangtahunmu noona?'
'ani, ulang tahunku sebulan yang lalu Mr.Jang'
'hah? Lalu pria-pria yang berdiri membawa hadiah di depan
rumahmu???'
'pria? Hey jang dongwoo sepertinya kau sedang tidak waras
hari ini, sudahlah aku pulang saja'
'noona, tunggu noona, NOONAAAA...'
BYURRRRRR...
'hyaaa JANG DONGWOO!!! Kau tau ini sudah jam 10, cepat
bangun'
'hya kenapa kau menyiramku?'
'kau berisik sekali saat tidur, semua orang sudah
membangunkanmu berkali-kali tapi kau seperti batu, oh satu lagi sepertinya kau
benar-benar gila karena tetangga baru itu' aku tak paham apa yang dikatakannya.
'hya sungyeol-ssi, kau tau aku akan ke pesta ulang...' aku
berhenti berkata-kata dan sekarang aku sadar kalau itu hanya mimpi.
'ahaaa hyung, kau pasti mimpi berkencan dengan noona
tetangga baru itu kan? Apa kau benar-benar suka padanya? Biar aku yang
menemuinya'
'hyaaa sungyeol, kau mau mati hah??'
'wajahmu hyung'
'wae? Kau benar-benar ingin mati? Lebih baik kau cuci
selimut ini, kau yang membuatnya basah'
'hyaa hyung, jinjja!!'
-END-