One of A Kind
Auth : AL
Cast : bacalah dan kau akan tahu :D
ceritanya sih terinspirasi dari lagu One Of A Kind CNBLUE, niatnya mau dibikin cerita gitu tapi malah ngga karuan jadinya, karena ini FF pertama saya banget, jadi yabeginilah adanya.. ternyata nulis FF ngga gampang -.-
==========
Musim dingin kali ini terasa berbeda untuk warga di sekitar
pantai Busan. Suhu yang mendekati minus 8 derajat celcius membuat semua orang
enggan keluar rumah, begitu juga dengan lee kyu won.
'aishh jjinja kenapa cuaca begitu buruk' gerutu kyu won
namun ia tetap harus keluar rumah untuk bekerja. Ia adalah penjaga toko
alat-alat musik yang terletak di tepi
pantai. Meskipun hanya sekitar 200 meter dari rumahnya namun dengan cuaca yang
dingin seperti ini rasanya siapapun akan malas.
'hyaa~ kyuwon ssi kenapa kau terlambat lagi?' ternyata ada
pemilik toko, kyuwon langsung merogoh hp yang ada di tas mungilnya. "sial
kenapa aku bisa lupa ini jadwal kunjungannya" gerutunya dalam hati namun
ia segera mencari alasan 'mianhaeyo, cuaca begitu buruk tuan'
'ya sudah, cepat kamu bereskan dan segera buka tokonya.
Jangan lupa kamu kirim pesanan gitar dan bass itu secepatnya. Aku ada bisnis di
seoul dalam sebulan ini jadi kupercayakan semua padamu' bos dari toko tersebut
langsung pergi dengan mobilnya yg sebagian jendelanya sudah tertutup salju.
Sebelum membuka toko, kyuwon melihat gitar dan bass yang
akan ia kirim.
'mwo? Aku sepertinya mengenali alamat ini' kyuwon berpikir
sejenak.
'aahhh paboo kyuwon paboo, ini kan alamat... Aiissshh
eottheoke?' saat ia sedang sibuk memandangi alamat yang ada di
tangannya seorang mengetuk pintu toko.
'permisi apakah toko sudah buka?' suara seorang laki-laki
terdengar jelas, kyuwon segera berlari ke arah pintu.
'ah ne, mianhaeyo karena cuaca begitu buruk jadi pintu kami
tutup'
'eoh, apa benar toko ini milik tuan kang oh yeok?'
'ah ne, apa anda mencari bos kami?' tanyaku penasaran,
laki2 ini sepertinya seumuran dengan bos kami.
'ah akhirnya aku menemukan yang aku cari, di mana
gayageumku?' tanya laki-laki itu yang justru membuatku bingung.
'gayageum tuan? Maksud tuan?'
'ah ini dia, ternyata kang oh yeok benar-benar tidak
menjualnya, aggashi aku akan mengambil ini' laki-laki itu nampak tersenyum
melihat gayageum yang ada di balik lemari kaca itu. 'ah ya tuan, tapi untuk
gayageum itu tuan harus menghubungi bos kami terlebih dahulu'
setelah beberapa saat ia berbincang melalui telpon dengan
bos kami ia langsung menghampiriku 'aggashi, bosmu adalah temanku dan aku
pernah menjual ini padanya, sekarang aku ingin membelinya kembali. Dan bosmu
sudah tau tentang itu' terang laki-laki itu panjang.
'ah ye tuan...'
'ah ya namaku lee yong jae'
'ah ye tuan lee yong jae'
laki-laki itu pergi meninggalkan toko. Kini pandanganku kembali lagi dengan
secarik kertas bertuliskan sebuah alamat yang sangat ku kenal..
Kyuwon kini berada tepat di depan pintu sebuah rumah, ia
tampak ragu mengetuknya.
#toktoktok
'permisi tuan nyonya' tiba-tiab seseorang membuka pintu dan
berdiri tepat di hadapannya.
'noona anda siapa?' seorang laki-laki yang nampak lebih
muda dari kyuwon menatapnya penasaran.
'saya mau mengantar pesanan gitar dan bass'
'o tunggu sebentar, hyeonggg.. Yonghwa Hyeoonggg'
#deg
hati kyuwon berdebar makin kencang ketika mendengar
nama yonghwa
'noona apa kau mau menunggu sebentar? Ayo masuk, sepertinya
hyeong masih di kamar' laki-laki itupun pergi meninggalkan kyuwon sendirian di
ruang tamu yang tampak unik. Sepertinya tidak banyak penghuni di rumah ini.
'apa ini gitar dan bass pesanan kami?' tanya seorang
laki-laki..
'ah ye tuan, ini tanda bukti dan beberapa dokumen gitar
ini' mata kyuwon tak dapat lepas dengan sosok laki-laki di depannya.
'hyeong, mana stick drum yang kamu janjikan?'
'minhyuk-ah perbaiki dulu nilai-nilaimu'
'ah jjinja.. Hyeong jaebal, stick drumku sudah patah semua'
rengek minhyuk adik yonghwa, kyuwon yang melihat kelakuan kekanak kanakan
minhyuk tersenyum kecil.
'hyaaa...' yonghwa menatap adiknya dengan tatapan jengkel
'ah hyeong jjinja..'
'ehmm permisi tuan saya pamit dulu' kyuwonpun berdiri dan
berjalan ke arah pintu.
'gomawo kyuwon ssi' kata yonghwa yang membuat kyuwon
membalikan badan dan mata mereka pun bertemu.
'anda tau nama saya?'
'apakah itu bukan namamu? Kau penghuni sebelah bukan?'
'ah ye tuan' wajah kyuwon nampak gugup.
'panggil aku yonghwa, aku belum tua jangan panggil aku
tuan'
'ah ye, saya pergi dulu' kyuwon pun langsung berjalan
dengan cepat menembus salju yang mulai turun sedikit demi sedikit. Badannya
tidak merasakan dinginnya salju, pikirannya entah ada di mana.
Ya, Jeong Yonghwa adalah tetangga sebelah rumahnya hampir
setiap pagi kyuwon selalu melihatnya ia keluar dari rumahnya. Membersihkan
motornya. Mendengarkannya bermain gitar dan bersenandung. Melihatnya
bercakap-cakap dengan anak kecil. Namun ia tak tau kalau yonghwa mengenalinya.
'kyuwon-ah gwenchana?'
'ah ye, gwenchaseumnida' jawab kyuwon masih dalam lamunannya
namun tangannya sibuk membuka jaketnya.
'hyaa kyuwonie itu rak piring' kyuwon pun tersadar dari
lamunannya, ia ternyata menuruh jaketnya bukan di gantungan. Ia segera masuk ke
kamarnya. 'mianhae sooyoung eonni' teriak kyuwon. Sooyoung adalah teman satu rumah
kyuwon namun ia sangat sibuk dengan pekerjaannya yang menuntutnya harus sering
keluar kota.
Kyuwon melamun di depan
jendela kamarnya, matanya menatap butiran2 salju. 'jeong yonghwa, jeong
yonghwa.. Ahhhh andwae andwae..' kyuwon mencoba membuyarkan lamunannya.
Pagi ini matahari begitu cerah meskipun salju masih
menutupi jalanan dan atap-atap rumah. Hari ini kyuwon tidak pergi bekerja, ia
berniat belanja kebutuhan bulanan. Ia melewati rumah yonghwa dan melihat sebuah
mobil terparkir di depan rumahnya.
#plakkk
langkah kyuwon terhenti ketika mendengar suara itu. Ia
melihat yonghwa memegangi pipi kirinya.
'apa kau puas?' tanya yonghwa pada sosok wanita di
depannya.
'apa kau tau aku sangat malu dan benci dengan sifatmu itu.
Kau memang tak pernah mengerti aku!!'
'kau tau hal yang aku sesali dalam hidupku saat ini?'
wanita itu terdiam namun tatapannya mengerikan.
'aku sangat menyesal mengenalmu' wanita itu kembali
menampar pipi yonghwa dan kemudian pergi dengan mengendarai mobilnya. Kyuwon
yang melihat adegan tersebut kini hanya berdiri mematung. Perasaannya campur
aduk antara kasian ngeri dannn.. Ah entah lah.
'hyeong gwencana?' tanpa menjawab pertanyaan dari adiknya
yonghwa langsung masuk ke dalam rumah.
'ah noona anyeonghaseo' minhyuk menyapa kyuwon dan
melambaikan tangan. Kyuwonpun melambaikan tangan dan langsung pergi.
Kyuwon tahu wanita yang bertengkar dengan yonghwa, ia
adalah kang saebyuk, pacar yonghwa. Kyuwon beberapa kali melihat mereka pergi
bersama.
Setelah berbelanja kyuwon langsung masuk kamarnya. Ia
berbaring di tempat tidurnya dan kembali dalam imajinasinya.
'yonghwa ssi, aku memang tak pernah tau siapa kamu. Namun
saat melihatmu entah apa yang terjadi pada diri ini. Melihatmu disakiti rasanya
hati ini juga sakit namun apalah daya aku tak bisa melakukan apapun'
'saat ini kaulah yang selalu mengisi bayang imajinasiku,
kuharap suatu hari nanti kau dapat melihatku..'
kyuwon menatap diarynya yang tanpa ia sadari sudah setahun
ini hanya berisi tentang yonghwa. Ya, karena baru satu tahun ini yonghwa
menempati rumah di sebelah kyuwon. Sejak awal melihat yonghwa, kyuwon sudah
menyukainya. Kyuwon sangat senang jika summer dan spring datang karena yonghwa
selalu memainkan gitarnya dan bernyanyi di luar rumah.
Malam hari, kyuwon akan keluar
untuk menjemput sooyoung di halte. Ia melihat beberapa orang akan memasuki
rumah yonghwa. Kyuwon melanjutkan jalannya karena sudah tak tahan dengan hawa
dingin yang menusuk tulang.
Minggu bukan hari yang menyenangkan bagi kyuwon karena ia
tak libur, justru toko akan ramai pada hari minggu.
'noona, apa kau ingat denganku?' tanya minhyuk yang
pagi-pagi sekali sudah muncul di tokonya.
'noona beri aku stick drum terbaik'
'ah kau adik yonghwa kan? Silahkan lihat di sebelah sana'
kyuwon menunjukkan tempat deretan stick drum dipajang.
'chajatta!! Noona aku mau yang ini'
'eoh' kyuwon langsung mengambilnya dan segera
membungkusnya.
'noona aku tau kau melihat hyeong waktu itu' kata-kata
minhyuk membuat kening kyuwon berkerut.
'itu mantan hyeong, ia sangat menyebalkan, dia bermuka dua'
'ooo..' hanya itu yang keluar dari mulut kyuwon
'ah noona mianhae kenapa aku jadi mengatakan ini' minhyuk
memukul mulutnya dan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
'tidak apa-apa minhyuk ssi, aku memang kebetulan lewat
kemarin'
'noona kau sepertinya orang baik' kata minhyuk sambil
tersenyum memamerkan giginya 'ayo kita berteman noona, aku baru 2 bulan tinggal
bersama hyeong jadi kau pasti masih asing denganku'
'oh jjinja? Pantas saja..'
'noona kita harus sering ngobrol ke depannya'
'waeyo?'
'aku akan kesepian noona, dan di lingkungan ini hanya noona
yang aku kenal'
'bukan kah kau punya hyeong?'
'yonghwa hyeong akan pergi jadi aku akan sendiri'
deg rasanya seperti ada petir di musim salju. Mungkin jika
ia boleh berteriak ia akan berteriak saat itu juga.
'pergi?'
'hmmm.. Hyeong sangat beruntung, ia mendapat beasiswa musik
di USA' mendengar kata-kata minhyuk, kyuwon tenggelam dalam lamunan, moodnya
hancur. Tak ada yang dapat ia katakan saat itu.
'ah noona aku harus pergi sekarang, anyeongie noona'
minhyuk melambaikan tangannya, namun kyuwon tak mempedulikannya, ia benar-benar
merasa sedih. Hari ini begitu berat bagi
kyuwon, iapun banyak melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Ia memutuskan
untuk menutup tokonya lebih awal dan langsung pulang.
'Tuhan ini kah garis dariMU? Mungkinkah aku hanya boleh
mengenalnya, ah tidak mungkin Engkau hanya mengizinkanku untuk sekedar
mengetahui kehadirannya, tak bolehkah aku memilikinya?'
hati kyuwon semakin tak karuan saat mendengar petikan gitar
dan sebuah suara merdu yang sudah sangat ia kenal. Jeong yonghwa. Mungkinkah
ini lagu terakhir yang dapat kyuwon dengar darinya? Mata kyuwon tak dapat
membendung air matanya. Sayup sayup suara yonghwa makin terdengar
'i dont wanna say good bye i dont wanna say good bye i don’t
wanna tell a lie for love i'll be your love...' –don’t say goodbye-CNBLUE
lagu yang dinyanyikan yonghwa
seolah mewakili perasaan kyuwon saat ini. Malam ini begitu banyak yang kyuwon
tulis di buku hariannya, karena hanya diary itulah tempat ia mencurahkan isi
hatinya.
Mata sembab kyuwon begitu terlihat, langkahnya gontai
bahkan ia terlihat seperti orang penyakitan.
'lee kyuwon, fighting! Ini bukan akhir dari segalanya,
fighting kyuwon fighting' kyuwon mencoba menyemangati dirinya sendiri.
Ia mencoba kembali semangat saat berangkat ke tempat
kerjanya, namun matanya yang masih sembab efek menangis tadi malam tak
membuatnya berpaling saat melewati rumah yonghwa. Ia menatap rumah itu sejenak,
dan kembali berjalan.
Seminggu berselang hidup kyuwon mulai kembali normal, ia
mulai melupakan sosok yonghwa yang hampir setahun ini menyelimuti pikirannya.
'kyuwon noona' teriak minhyuk, ia menghampiri kyuwon.
'noona mari aku antar noona ke tempat kerja tapi kita ke bandara dulu'
'bandara?'
'hmmm hmmm' minhyuk mengangguk sambil tersenyum 'yonghwa
hyeong akan berangkat ke usa hari ini, dia sudah berangkat tapi ada beberapa
dokumen yang ketinggalan, noona temani aku, setelah itu aku juga akan ke toko
noona untuk beli stick drum' minhyuk bicara panjang lebar namun kyuwon justru
terdiam, ia kembali mengingat sosok yonghwa, ia kembali teringat senyum yonghwa
saat mereka bertatap muka untuk pertama kali di rumah yonghwa.
'noona ayoo..' tanpa perlu jawaban dari kyuwon minhyuk
menyeret tangan kyuwon dan langsung menyuruh kyuwon duduk dan memakaikan helm
padanya.
'noona pegangan yang erat' kyuwon sadar dan langsung
memegang pinggang minhyuk. Pikirannya tetap menerawang dan terbayang muka
yonghwa. 'oh Tuhan bantu aku untuk segera melupakannya' batin kyuwon.
Saat tiba di bandara sesosok lelaki tampan menggunakan
stelan jas dan kaos putih bercelana jeans hitam nampak dari kejauhan, kyuwon
dan minhyuk langsung menghampirinya 'hyeong mianhae, ini yang hyeong minta'
minyuk menyerahkan beberapa lembar dokumen. 'hyeong mukamu kelihatan lebih
segar, hati-hati di perjalanan. Ah iya, lupakan masa lalumu, oke?'
'hya kau cerewet sekali, ah ternyata kau datang bersama
kyuwon. Annyeong' sapa yonghwa
'ah ne annyeong, safe flight yonghwa ssi, good luck'
'gomawo, hati-hati dengan minhyuk dia akan sering
merepotkanmu'
'hya hyeong jjinja'
'ah sudah saatnya aku berangkat, kalian hati-hati di jalan'
yonghwa melambaikan tangannya dan tersenyum.
'hyeong hati-hati' minhyuk dan kyuwon ikut melambaikan
tangan.
Bagi kyuwon ini sangat menyakitkan tapi setelah melihat
muka ceria yonghwa sakitnya berkurang, apalagi saat yonghwa tersenyum, itu
adalah senyum terindah yang pernah ia lihat dan yang akan ia kenang. Pahit
memang, namun inilah jalan hidupnya. Yonghwa sosok yang akan kyuwon ingat
senyumnya, petikan gitarnya dan suara merdunya yang selalu ia rindukan..
'anyeongi yonghwa ssi, you've given me the last adios, that's enough, goodbye
manusia imajinasiku' tulisan itu ada pada lembar terakhir buku diary kyuwon dan
kyuwon segera memasukannya pada tumpukan diary-diarynya yang lalu..
-TAMAT-